TEKNIK DASAR PERMAINAN KASTI
Ini permainan anak-anak di zaman dahulu kala, waktu saya masih sekolah
di Sekolah Dasar, dan sepertinya permainan Kasti ini sudah hilang dari
“jagad permainan anak-anak” di Indonesia.
Zaman saya SD dulu (tahun 1976-1982) yang namanya permainan Kasti ini
sangat lah populer, bayangkan sampai toko-toko olahraga di kampung saya
sampai menjual alat pemukul + bola kasti nya kok. Bola kastinya juga ada
dua jenis: yang satu bola lembut alias bola tenis lapangan yang dipakai
main atau yang kedua bola merah - nah kalo bola merah ini (jangan
khawatir) kalo kena di badan bakalan “ngecap” merah bekas bola yang
dilempar ke badan itu, yaaaa … insya Allah sampai besok hari itu “cap”
bola nya masih ada di badan kok, dan kalau mandi rasanya? periiiihhhh …
Kalau bola kasti yang dari bola tenis kan keras juga tuh? apalagi kalau
kena di badan, tapi kalau bola Kasti yang merah, wuuiiiihhhhh … jangan
salah: bola kasti merah itu terbuat dari serabut kelapa atau serabut
kayu yang di bungkus dengan bahan karet berwarna merah; nah kalo bola
tenis itu bagian dalamnya kosong / udara, tapi bola kasti merah isinya
serabut kelapa atau serabut kayu itu, dan kalau bola tenis itu bisa
memantul tapi bola kasti merah tiada memantul dan berat … Nah kalau ada
yang belum tahu kenapa kok itu bola-bola bisa mampir ke badan dan bikin
perih? Begini ceritanya:
Permainan kasti itu permainan yang hampir sama dengan permainan Base
Ball ataupun Soft Ball; kalau bermain Base Ball atau Soft Ball itu
memakai Glove untuk menangkap bola yang terpukul atau menangkap bola
yang di lempar oleh kawan, maka di permainan kasti tidak mengenal glove
(atau sarung tangan), telanjang tangan, sekencang apapun lemparan bola
atau hasil pukulan lawan maka ditangkap dengan tangan kosong, panas? ya
iyalah … apalagi kalo lemparannya kuenceeeng …
Dalam permainan kasti juga di kenal istilah “hong” atau base, sama
dengan Base Ball atau Soft Ball, “hong” atau base itu ada 3; hanya saja
jika di permainan Base Ball atau Soft Ball pemain tidak boleh menempati 1
base lebih dari satu pemain, tapi kalau kasti boleh berapapun pemain
menempati 1 hong atau 1 base (asal masih ada aja pemukul yang mukul bola
hehehe …). Aturan main yang lain dalam permainan kasti adalah boleh
sebanyak berapapun boleh ikutan main: misal 12 lawan 12, yang penting
se-imbang / adil.
Cara main nya juga mirip-mirip dengan Base Ball atau Soft Ball; ada yang
jaga, ada pelempar bola (di soft ball: pitcher), ada penjaga penangkap
bola (catcher), jika kita kebagian yang jaga maka tugas-tugasnya adalah:
pelempar, penangkap, penjaga; bagaimana menilai supaya gantian jaga?
sama dengan Base Ball atau Soft Ball jika sudah 3 orang out, maka
perpindahan tugas; tapi bedanya dengan soft ball atau base ball
perpindahan permainan berdasarkan 3 pemain keluar karena dimatikan
dengan cara disentuh badannya dengan bola atau pukulannya tertangkap
langsung oleh lawan dan/atau 3 lemparan tidak sesuai arah badan pemukul,
kalau di kasti perpindahan tugas karena 3 orang “terbunuh” atau terkena
lemparan bola (ini nih menariknya kasti) dan si pelempar pun boleh
melempar sekuat-kuatnya tenaga (tapi biasanya ada konsensus antar pemain
guna merumuskan mana yang dilarang mana yang boleh dilakukan, terutama
daerah badan mana yang boleh terkena lemparan atau tidak diperbolehkan
terkena lemparan).
Jika di Base Ball atau Soft Ball kan pemain penjaga hanya boleh
menempelkan bola ke badan lawan tuh, dan dilarang melempar, tapi kalau
di kasti wuiiiihhhhhh … maka itu kalau main kasti memakai bola merah itu
dan si pelempar sangat “titis” atau gape atau pinter, maka yang terkena
lemparannya insya Allah akan menderita panas dalem. Dan yang lebihs
erunya lagi si pelempar atau yang jaga (setelah bola tertangkap) boleh
dengan serta merta mengejar orang yang mau di matikan, dan yang mau
dimatikan boleh berlari sejauh sekehendak hatinya juga … jadi? ya
kejar-kejaran lah …
Dalam permainan kasti ini cara pelempar melempar bola ke si pemukul juga
dengan memakai lemparan yang tidak kencang; hanya di “angsurkan” saja
ke si pemukul; beda toh dengan Base Ball (yang di lempar nya
kuenceng-kueeenceng) dan Soft Ball (yang dilempar lumayan kenceng tapi
dengan cara memutar tangan dari atas ke bawah) melewati pinggir badan
bagian bawah atau pinggang / paha pelempar. Kalau di permainan kasti
juga si pemukul sudah memberikan “batasan” tinggi bola: satu tangan
memberikan batas tinggi bola, satu tangan lagi untuk memukul bolanya,
dan tidak ada istilah “Home run” hanya saja pelaksanaannya sama dengan
home run di Base Ball atau Soft Ball.
Begitulah kira-kira permainan kasti yang sekarang sudah “lenyap” dari
dunia permainan anak-anak zaman sekarang - tergantikan dengan Game Boy
atau futsal atau yang lain-lain yang berbentuk permainan visual. Saya
kalau diminta mempraktekkan boleh-boleh saja kok hehehe …
Suatu kali kasti dipertandingkan di acara 17 Agustusan di SD tempat saya
bersekolah; antar kelas; dan saya ikut masuk dalam team kasti kelas
saya - kelas IVA, setelah menjalani tos-tosan maka lawan pertama kami
adalah Team Kasti Kelas VA dimana disana ada seorang kakak kelas yang
saya benci sekali; sok pinter kalau maen bola (atau memang pinter ya?),
kalau sudah “gocek” bola sok-sok ngikutin gaya Maradona (dulu Maradona
idola saya tuh), kalau ketemu saya sebagai lawan bakalan saya sikat
kakinya; saya nggak mikir bola, yang penting dia jatuh: sayangnya
kebanyakan dia yang bisa menghindar: gimana nggak tambah gondok tuh?
apalagi team bola dia sering menang, huuuu-uuuuhhh …
Nah dalam pertandingan kasti itu giliran kami menjadi penjaga (game awal
team lawan dengan mudah mematikan 3 pemain kami: ya jelas lah orang
beda umur, mereka lebih tua 1 tahun kan - hehe … ngelessssss) tanpa
sempat kami mencetak skor (gile aje …). Bersiap-siap si “songong” ini
mau memukul bola, saya? dengan sigap langsung mengambil posisi strategis
supaya bisa menghadang si “shoooongooong” itu … tap dia pukul bola yang
berhasil ditangkap oleh teman saya di jarak yang lumayan jauh, saya
teriak kuenceeeng ke teman yang menangkap bola pukulannya “wooooiiii …
siniiiiii … sssiiiinnniiiii…” berhasil !!! saya berhasil menangkap bola
lemparan teman saya dan dengan membalik badan - dengan jarak sekitar 4
atau 5 meter saya sudah bisa melihat dia berlari pelan-pelan (iya bener
dia larinya pelan-pelan sambil senyum-senyum mengejek saya … ) saya
lari mengejar dengan bola kasti merah yang siap saya “tembakkan” dengan
kekuatan penuh … huuuffffff … eh si songong itu lari sedikit-sedikit
saja menghindar (dan tetap senyum-senyum mengejek) … dengan emosi
meledak-ledak dan bola kasti merah yang sudah panas membara siap
terlontar, saya lemparkan bola itu mengarah ke badan si songong …
wusssssssssssssssssss … meluncur cepat mengarah tepat di dada nya si
songong “kena lu, mampus lu” dalam hati saya sudah berteriak kegirangan …
eiitssss nanti dulu … si songong hanya menundukkan sedikit saja
badannya, maka alhamdulillah dia lolos dari maut … siaaallllll … tapi?
kemana bola lemparan saya yang kencang bak geledek di hari kemarau -
panas menggelegak itu meluncur???? … wwwuuuusssss … dengan kekuatan yang
stabil berhasil menghancurkan sasaran berupa kaca jendela ruang kepala
sekolah “grumpyaaaaang..” … mampus …
Walaupun itu lemparan yang (bagi saya - dan tentu bagi anda-anda semua
kan?) tidak disengaja mengenai kaca jendela ruang kepala sekolah, tapi
bagi sebagian besar guru-guru dan teman-teman sekolah saya waktu itu,
lemparan saya (yang bak segulungan tawon panas mendengung mencari tempat
buat di ‘entup” itu) dianggap kesalahan saya dan wajib bagi saya untuk
membersihkan dan membereskan pecahan-pecahan kaca nya. Gimana? tambah
dongkol nggak sama si ssshhhooongong itu? ya eyalah ….
Pulang dengan perasaan kesal karena 1. Tidak bisa mematikan dan men”cap”
badan si songong, 2. Diwajibkan membereskan kaca pecah, dan 3. Team
kasti kami kalah total; lengkap sudah penderitaan saya. Gubraaaaakkk
saya buka pintu rumah, masuk dengan bersungut-sungut … buka sepatu,
lempar tas sekolah, ganti baju, langsung menuju meja makan … eehhhhh si
sshhhooongong itu sudah duduk dengan manis nya di meja makan dan masih
dengan senyum nya yang menyakiti hati … “Buuuuu, andriii tuuuhhhhh
ngeledekin beny terusssss …“