Senin, 24 Februari 2014

TEKNIK DASAR PERMAINAN KASTI

                                TEKNIK DASAR PERMAINAN KASTI

Ini permainan anak-anak di zaman dahulu kala, waktu saya masih sekolah di Sekolah Dasar, dan sepertinya permainan Kasti ini sudah hilang dari “jagad permainan anak-anak” di Indonesia.

Zaman saya SD dulu (tahun 1976-1982) yang namanya permainan Kasti ini sangat lah populer, bayangkan sampai toko-toko olahraga di kampung saya sampai menjual alat pemukul + bola kasti nya kok. Bola kastinya juga ada dua jenis: yang satu bola lembut alias bola tenis lapangan yang dipakai main atau yang kedua bola merah - nah kalo bola merah ini (jangan khawatir) kalo kena di badan bakalan “ngecap” merah bekas bola yang dilempar ke badan itu, yaaaa … insya Allah sampai besok hari itu “cap” bola nya masih ada di badan kok, dan kalau mandi rasanya? periiiihhhh …

Kalau bola kasti yang dari bola tenis kan keras juga tuh? apalagi kalau kena di badan, tapi kalau bola Kasti yang merah, wuuiiiihhhhh … jangan salah: bola kasti merah itu terbuat dari serabut kelapa atau serabut kayu yang di bungkus dengan bahan karet berwarna merah; nah kalo bola tenis itu bagian dalamnya kosong / udara, tapi bola kasti merah isinya serabut kelapa atau serabut kayu itu, dan kalau bola tenis itu bisa memantul tapi bola kasti merah tiada memantul dan berat … Nah kalau ada yang belum tahu kenapa kok itu bola-bola bisa mampir ke badan dan bikin perih? Begini ceritanya:

 Permainan kasti itu permainan yang hampir sama dengan permainan Base Ball ataupun Soft Ball; kalau bermain Base Ball atau Soft Ball itu memakai Glove untuk menangkap bola yang terpukul atau menangkap bola yang di lempar oleh kawan, maka di permainan kasti tidak mengenal glove (atau sarung tangan), telanjang tangan, sekencang apapun lemparan bola atau hasil pukulan lawan maka ditangkap dengan tangan kosong, panas? ya iyalah … apalagi kalo lemparannya kuenceeeng …

Dalam permainan kasti juga di kenal istilah “hong” atau base, sama dengan Base Ball atau Soft Ball, “hong” atau base itu ada 3; hanya saja jika di permainan Base Ball atau Soft Ball pemain tidak boleh menempati 1 base lebih dari satu pemain, tapi kalau kasti boleh berapapun pemain menempati 1 hong atau 1 base (asal masih ada aja pemukul yang mukul bola hehehe …). Aturan main yang lain dalam permainan kasti adalah boleh sebanyak berapapun boleh ikutan main: misal 12 lawan 12, yang penting se-imbang / adil.

Cara main nya juga mirip-mirip dengan Base Ball atau Soft Ball; ada yang jaga, ada pelempar bola (di soft ball: pitcher), ada penjaga penangkap bola (catcher), jika kita kebagian yang jaga maka tugas-tugasnya adalah: pelempar, penangkap, penjaga; bagaimana menilai supaya gantian jaga? sama dengan Base Ball atau Soft Ball jika sudah 3 orang out, maka perpindahan tugas; tapi bedanya dengan soft ball atau base ball perpindahan permainan berdasarkan 3 pemain keluar karena dimatikan dengan cara disentuh badannya dengan bola atau pukulannya tertangkap langsung oleh lawan dan/atau 3 lemparan tidak sesuai arah badan pemukul, kalau di kasti perpindahan tugas karena 3 orang “terbunuh” atau terkena lemparan bola (ini nih menariknya kasti) dan si pelempar pun boleh melempar sekuat-kuatnya tenaga (tapi biasanya ada konsensus antar pemain guna merumuskan mana yang dilarang mana yang boleh dilakukan, terutama daerah badan mana yang boleh terkena lemparan atau tidak diperbolehkan terkena lemparan).



Jika di Base Ball atau Soft Ball kan pemain penjaga hanya boleh menempelkan bola ke badan lawan tuh, dan dilarang melempar, tapi kalau di kasti wuiiiihhhhhh … maka itu kalau main kasti memakai bola merah itu dan si pelempar sangat “titis” atau gape atau pinter, maka yang terkena lemparannya insya Allah akan menderita panas dalem. Dan yang lebihs erunya lagi si pelempar atau yang jaga (setelah bola tertangkap) boleh dengan serta merta mengejar orang yang mau di matikan, dan yang mau dimatikan boleh berlari sejauh sekehendak hatinya juga … jadi? ya kejar-kejaran lah …

Dalam permainan kasti ini cara pelempar melempar bola ke si pemukul juga dengan memakai lemparan yang tidak kencang; hanya di “angsurkan” saja ke si pemukul; beda toh dengan Base Ball (yang di lempar nya kuenceng-kueeenceng) dan Soft Ball (yang dilempar lumayan kenceng tapi dengan cara memutar tangan dari atas ke bawah) melewati pinggir badan bagian bawah atau pinggang / paha pelempar. Kalau di permainan kasti juga si pemukul sudah memberikan “batasan” tinggi bola: satu tangan memberikan batas tinggi bola, satu tangan lagi untuk memukul bolanya, dan tidak ada istilah “Home run” hanya saja pelaksanaannya sama dengan home run di Base Ball atau Soft Ball.

Begitulah kira-kira permainan kasti yang sekarang sudah “lenyap” dari dunia permainan anak-anak zaman sekarang - tergantikan dengan Game Boy atau futsal atau yang lain-lain yang berbentuk permainan visual. Saya kalau diminta mempraktekkan boleh-boleh saja kok hehehe …

Suatu kali kasti dipertandingkan di acara 17 Agustusan di SD tempat saya bersekolah; antar kelas; dan saya ikut masuk dalam team kasti kelas saya - kelas IVA, setelah menjalani tos-tosan maka lawan pertama kami adalah Team Kasti Kelas VA dimana disana ada seorang kakak kelas yang saya benci sekali; sok pinter kalau maen bola (atau memang pinter ya?), kalau sudah “gocek” bola sok-sok ngikutin gaya Maradona (dulu Maradona idola saya tuh), kalau ketemu saya sebagai lawan bakalan saya sikat kakinya; saya nggak mikir bola, yang penting dia jatuh: sayangnya kebanyakan dia yang bisa menghindar: gimana nggak tambah gondok tuh? apalagi team bola dia sering menang, huuuu-uuuuhhh …

Nah dalam pertandingan kasti itu giliran kami menjadi penjaga (game awal team lawan dengan mudah mematikan 3 pemain kami: ya jelas lah orang beda umur, mereka lebih tua 1 tahun kan - hehe … ngelessssss) tanpa sempat kami mencetak skor (gile aje …). Bersiap-siap si “songong” ini mau memukul bola, saya? dengan sigap langsung mengambil posisi strategis supaya bisa menghadang si “shoooongooong” itu … tap dia pukul bola yang berhasil ditangkap oleh teman saya di jarak yang lumayan jauh, saya teriak kuenceeeng ke teman yang menangkap bola pukulannya “wooooiiii … siniiiiii … sssiiiinnniiiii…” berhasil !!! saya berhasil menangkap bola lemparan teman saya dan dengan membalik badan - dengan jarak sekitar 4 atau 5 meter saya sudah bisa melihat dia berlari pelan-pelan (iya bener dia larinya pelan-pelan sambil senyum-senyum mengejek saya … ) saya lari mengejar dengan bola kasti merah yang siap saya “tembakkan” dengan kekuatan penuh … huuuffffff … eh si songong itu lari sedikit-sedikit saja menghindar (dan tetap senyum-senyum mengejek) … dengan emosi meledak-ledak dan bola kasti merah yang sudah panas membara siap terlontar, saya lemparkan bola itu mengarah ke badan si songong … wusssssssssssssssssss … meluncur cepat mengarah tepat di dada nya si songong “kena lu, mampus lu” dalam hati saya sudah berteriak kegirangan … eiitssss nanti dulu … si songong hanya menundukkan sedikit saja badannya, maka alhamdulillah dia lolos dari maut … siaaallllll … tapi? kemana bola lemparan saya yang kencang bak geledek di hari kemarau - panas menggelegak itu meluncur???? … wwwuuuusssss … dengan kekuatan yang stabil berhasil menghancurkan sasaran berupa kaca jendela ruang kepala sekolah “grumpyaaaaang..” … mampus …

Walaupun itu lemparan yang (bagi saya - dan tentu bagi anda-anda semua kan?) tidak disengaja mengenai kaca jendela ruang kepala sekolah, tapi bagi sebagian besar guru-guru dan teman-teman sekolah saya waktu itu, lemparan saya (yang bak segulungan tawon panas mendengung mencari tempat buat di ‘entup” itu) dianggap kesalahan saya dan wajib bagi saya untuk membersihkan dan membereskan pecahan-pecahan kaca nya. Gimana? tambah dongkol nggak sama si ssshhhooongong itu? ya eyalah ….

Pulang dengan perasaan kesal karena 1. Tidak bisa mematikan dan men”cap” badan si songong, 2. Diwajibkan membereskan kaca pecah, dan 3. Team kasti kami kalah total; lengkap sudah penderitaan saya. Gubraaaaakkk saya buka pintu rumah, masuk dengan bersungut-sungut … buka sepatu, lempar tas sekolah, ganti baju, langsung menuju meja makan … eehhhhh si sshhhooongong itu sudah duduk dengan manis nya di meja makan dan masih dengan senyum nya yang menyakiti hati … “Buuuuu, andriii tuuuhhhhh ngeledekin beny terusssss …“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar